Selasa, 28 Juli 2015

Gempa di Malang Tidak Ada Kaitan Aktivitas Gunung Raung

Gempa berkekuatan 6,3 skala Richter yang terjadi di kedalaman 10 Kilometer di Samudera Hindia sekitar 150 kilometer barat daya Kabupaten Malang, siang tadi tidak ada hubungannya dengan aktivitas Gunung Raung.

"Gempa ini tidak ada hubungannya dengan aktivitas Gunung Raung yang sampai sekarang statusnya masih Siaga," kata pengamat gempa dari Stasiun Geofisika Karangkates Agus Purwantono, Travel Surabaya Bali, Jawa Timur, Minggu (26/7/2015)

‎Agus menegaskan, gempa tersebut diakibatkan pertemuan lempeng tektonik di selatan Pulau Jawa. "Sekali lagi, gempa ini terjadi di laut, bukan karena aktivitas Gunung Raung. Masyarakat tidak perlu menanggapi jika ada isu yang beredar bahwa ini berhubungan, bahkan diakibatkan oleh Gunung Raung."

Sementara, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, 5 menit setelah menerima informasi gempa, posko pusat langsung mengonfirmasikan ke BPBD dan melakukan analisis dampak gempa.

Beberapa laporan sementara dari BPBD setempat, kata dia, gempa dirasakan kuat selama 5 detik di Malang, 6 detik di Blitar, dan 4 detik di Lumajang. "BPBD masih memantau kondisi di lapangan, termasuk belum ada laporan korban jiwa dan kerusakan," imbuh dia.

‎Sutopo juga menegaskan, lokasi gempa berada di zona subduksi atau pertemuan lempeng Hindia Australia dan lempeng Eurasia. "Kami imbau masyarakat tetap meningkatkan kesiapsiagaan karena gempa dapat terjadi tiba-tiba. Semoga juga tidak memengaruhi peningkatan aktivitas Gunung Raung," pungkas Sutopo.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, gempa berkekuatan 6,3 skala Richter mengguncang Kabupaten Malang, Jawa Timur pada pukul 14.05 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melansir gempa berkedalaman 10 kilometer di Samudera Hindia itu terjadi di 150 km barat daya Kabupaten Malang.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, titik gempa tersebut dikelilingi 4 kota besar, yakni di 150 km Barat Daya Kabupaten Malang, 163 km Tenggara Kabupaten Blitar, 168 km Barat Daya Lumajang, dan 253 km Barat Daya Surabaya.

Gempa juga melanda Ciamis, Jawa Barat pada Sabtu kemarin 25 Juli 2015. Gempa berkekuatan 5,7 skala Richter ini terjadi pukul 04:44:39 WIB. Pusat gempa ada di 10 km atau 111 km Tenggara Ciamis, Jawa Barat.

Gempa ini juga dirasakan hingga ke 15 kota lainnya di Pulau Jawa, di antaranya Tasikmalaya, Kota Ciamis, Cilacap, Kebumen, Purworejo, Purbalingga, Kota Yogyakarta, Gunungkidul, Bantul, Prambanan Klaten, Solo, Magelang, Wonogiri, Pacitan, dan Ponorogo. (Rmn/Ans)

Sabtu, 11 Juli 2015

Informasi dan panduan seputar tour ke Yogyakarta

Transportasi
Secara umum, Trans Jogja beroperasi dengan melalui rute-rute jalan utama di Jogjakarta, dan rute-rute yang dilalui berada di dalam kota Jogjakarta. Untuk lebih mempermudah penumpang dalam menghafalkan jalur, setiap 2 (dua) jalur akan melewati rute yang sama, dengan arah yang berlawanan. Misalnya: Jalur 1A akan melewati jalur yang kurang lebih sama dengan jalur 1B, hanya dalam perbedaan arah.

Jalur yang dilewati tidak selalu sama, ini dikarenakan kondisi jalan yang berbeda. Misalnya karena ada beberapa ruas jalan yang hanya satu arah. Kondisi lain yang perlu diketahui adalah bahwa tidak semua halte berada selalu berseberangan, walaupun rata-rata berada tidak jauh satu sama lain.

Contoh itinerary buat liburan di jogja

Hari 1 :
  • Prambanan
  • Ratu Boko
  • Alun-Alun Selatan
  • Malioboro
Hari 2 :
  • Goa Pindul
  • Pantai Indrayanti dan pantai sekitar
  • Bukit Bintang
Hari 3 :
  • Borobudur
  • Museum Ullen sentalu
  • Lava Tour Merapi
  • Parangtritis
Hari 4 :
  • Keraton
  • Taman Pintar
  • Benteng Vredeburg
  • Pasar Beringharjo
Kalau untuk makanan, di jogja mah gudangnya masakan... jadi yang muslim saat ingin nyari makanan halal disana lebih gampang daripada saat mencari makanan halal di singapura.

Wisatawan yang berkunjung ke Indonesia untuk Australia masih lambat

Pameran Pariwisata Australia, Australian Pariwisata Exchange (ATE) pada tahun 2015 berlangsung pada 21 Juni di acara tahunan ke-25 berhasil menarik lebih dari 700 pengusaha di industri pariwisata dari lebih dari 30 negara, termasuk Indonesia.

Dalam hal ini, fakta-fakta tentang keadaan ke depan pariwisata Australia.

"Australia adalah tuan rumah tujuh juta wisatawan internasional tahun lalu, di mana ia melaporkan bahwa menghabiskan AUD31 Pendapatan miliar. Berasal dari hotel, restoran, kafe dan tempat-tempat wisata di Australia," kata O'Sullivan, Direktur Pariwisata Australia, seperti yang tercantum dalam Tekan Metrotvnews.com Senin (2015/07/06) menerima sebuah rilis.

Dari tujuh juta wisatawan, hanya penumpang dari Indonesia telah memberikan kontribusi. Hanya memakai 150 ribu yang berasal dari Indonesia ke Australia pada tahun 2014. Dia mengenakan Australia AUD0,6 miliar. Selain itu objek wisata indonesia harus banyak di promosikan antara lain pantai pandawa.

Meskipun relatif kecil, jumlah pengunjung dibandingkan dengan tahun sebelumnya meningkat sebesar 6%. Angka ini membuat Indonesia duduk di nomor 12 di pasar pariwisata Australia.

Hal ATE juga mengungkapkan tiga alasan utama mengapa orang mengunjungi Australia Indonesia. Yang pertama adalah bahwa liburan (45%), mengunjungi teman atau kerabat (20%) dan bisnis (12%).